BUKU TAMU

Senin, 26 Oktober 2009

Dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat berhimpun untuk memberikan manfaat (keselamatan) kepadamu niscaya mereka tidak dapat melakukannya selain apa yang sudah Allah tetapkan untukmu.



وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ (رواه الترمذي)

Dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat berhimpun untuk memberikan manfaat (keselamatan) kepadamu niscaya mereka tidak dapat melakukannya selain apa yang sudah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya seluruh umat berhimpun untuk menecelakakanmu niscaya mereka tidak dapat melakukannya keculai kecelakaan yang memang sudah Allah tetapkan untukmu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran.



Hadis di atas merupakan bagian dari hadis panjang yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi yang maknanya:

Dari Abul-?Abbas ?Abdullah ibn ?Abbas ?-semoga Allah meridoinya- ia mengatakan, ?Aku berada di belakang Rasulullah saw., beliau bersabda, ?Nak, Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan dapati Dia ada di hadapanmu. Jika engkau memohon mohonlah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat berhimpun untuk memberikan manfaat (keselamatan) kepadamu niscaya mereka tidak dapat melakukannya selain apa yang sudah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya seluruh umat berhimpun untuk menecelakakanmu niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali kecelakaan yang memang sudah Allah tetapkan untukmu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran.? (H.R. Tirmidzi).
Dalam hadis lain, Rasulullah saw. Bersabda,
?Jagalah Allah niscaya kamu akan mendapati-Nya di depanmu; kenalilah Allah pada saat mendapat kemudahan niscaya Dia akan mengenalmu saat kamu mendapat kesulitan. Ketahuilah bahwa apa yang bukan jatahmu tidak akan mengenaimu dan apa yang menjadi jatahmu tidak akan salah sasaran. Ketahuilah bahwa pertolongan Allah bersama kesabaran; kelapangan ada bersama kesempitan; dan kemudahan ada bersama kesulitan.? (H.R. Al-Hakim dan Ahmad)

Inilah aqidah kaum mukmininin dan ini pula rahasia kekuatan kita dalam perjuangan. Orang-orang mukmin berjuang se-ihsan mungkin dan berikhtiar seoptimal mungkin. Dalam waktu yang sama mereka meyakini sepenuhnya bahwa tidak ada yang dapat mencederai dan mencelakakan mereka serta menghadang perjuangan mereka kecuali atas perkenan dan kehendak Allah serta dalam takaran-takaran dan kadar yang sudah ditetapkan oleh Allah swt. tidak kurang tidak lebih. Karenanya, setelah membuat perencanaan yang matang dan optimistik, kerja yang profesional, dan langkah-langkah pengamanan antisipatif yang memadai, gerak perjuangan mereka tidak pernah terhenti karena adanya makar, rintangan, dan hadangan.

Memamg, tidak ada rehat dalam kamus makar dan tipu daya untuk menjegal laju dakwah dan memadamkan kebenaran. Kalaupun ada jeda, bukanlah untuk berhenti melakukan penghadangan melainkan dalam rangka meningkatkan intensitas, kualitas, dan efektifitas makar. Allah swt. mengisyaratkan hal itu dalam firman-Nya,

وَقَالَ الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا بَلْ مَكْرُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُوْنَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا (سبأ 33)

?Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, ?(Tidak), sebenarnya tipu daya (-mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.?? (Q.S. Saba? 34: 33)

Makar terhadap Penegak Dakwah
Sepanjang sejarah, para pionir atau penegak dakwah selalu menjadi incaran utama makar untuk memutus perjalanan sejarah kebenaran. Berbagai cara ?dari mulai yang paling halus hingga yang paling kasar dan keji sekalipun? dilakukan. Siapa lagi yang melakukannya jika bukan orang-orang yang merasa terancam kekuasaan, pengaruh, dan hegemoninya. Rasulullah saw. mengalami seluruh jenis makar itu. Makar yang halus antara lain berupa rayuan agar Rasulullah saw. mengusap-usap patung-patung dengan kompensasi orang-orang musyrik akan masuk Islam. Namun Allah swt. memperingatkan Rasulullah saw. dengan sangat keras,

?Dan sesungguhnya mereka hampir mamalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.? (Q.S. Al Israa? 17: 73-74)

Adapun cara-cara kasar dan keji diungkapkan dalam Al Quran,

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ أَوْ يَقْتُلُوْكَ أَوْ يُخْرِجُوْكَ وَيَمْكُرُوْنَِ وَيَمْكُرُ اللهُ وَاللهُ خَيْرَ الْمَاكِرِيْنَ (الأنفال 30)

?Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.? (Q.S. Al Anfal 8: 30)

Di kalangan salafussalih, tersebutlah nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ?rahimahullah. Ia beruangkali dijebloskan ke dalam penjara dan diancam hukum bunuh. Penyebabnya karena ia kritis terhadap penguasa zalim saat itu. Terkenallah ungkapan beliau dalam mensikapi makar itu, ?Apa sih yang hendak dilakukan musuh-musuhku terhadapku. Penjara bagiku adalah tempat khalwat (meneyendiri ?untuk bertaqarrub kepada Allah); pengasingan bagiku adalah rekreasi; dan kematian bagiku adalah syahadah (mati syahid).?

Makar terhadap Pengikut Dakwah
Bukan hanya para pimpinan (qiyadah) dakwah yang menjadi sasaran makar. Para pengikutnya pun tidak luput dari makar ini. Targetnya adalah agar mereka mencabut dukungan terhadap dakwah, mencabut keberpihakan kepada kebenaran, atau paling tidak terjadi za?za?atuts-tsiqah (kegoncangan kepercayaan) pada diri mereka terhadap gerakan dakwah dan segala misinya.

Kepada mereka ditebarkan berbagai tuduhan dan fitnah tentang pimpinan dan dakwah mereka. Tentu saja musuh-musuh Islam tidak bodoh hingga menyebar racun itu dengan tangannya sendiri. Mereka pasti meminjam tangan-tangan lain dan memanfaatkan bibit kedengkian yang sudah tersedia dalam dada sebagian orang. Ironisnya, ada kalangan muslimin yang terjebak dalam perangkap ini. Mereka bukan agen zionis atau AS. Akan tetapi sepak terjang mereka sangat selaras dengan dan mendukung kepentingan Zionis dan para penjajah atau penjarah. Langkah-langkah mereka menguntungkan dan memuluskan agenda-agenda penjajah.

Saat sebagian muslim sudah berpikir jauh untuk mengelola negeri milik sendiri dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya ?oleh orang-orang saleh dan bukan diserahkan kepada orang yang tidak beriman, tidak berakhlak, dan berperilaku merusak, terlebih lagi kolaborator Zionis? justru ada pihak yang tampak resah dan cemas. Lalu mereka membuat manuver-manuver yang ditujukan agar orang yang mendukung gerakan tersebut surut dari dukungannya. Mereka menutup mata dan telinga: sebetulnya siapa yang menjadi musuh besar umat Islam. Di sinilah arti penting sebuah peringatan yang mengatakan,

?Orang beriman itu berada di antara lima tantangan berat: orang mukmin yang mendengkinya; orang munafik yang membencinya; orang kafir yang terus memeranginya; hawa nafsu yang terus melawannya; dan setan yang menyesatkannya.?

Manakala hati sudah penuh kedengkian, akal sehat dan perilaku lurus sudah tidak tampak lagi. Ketika ada orang kafir yang membantai muslimin gara-gara memperjuangkan apa yang diyakininya sebagai kebenaran, yang pertama mereka persalahkan bukanlah orang-orang kafir yang membantai, justru mereka menyalahkan orang yang dibantai dan orang yang mengajaknya untuk melakukan perjuangan. Itulah buah yang aneh dari bibit yang bernama kedengkian. Siapa yang diuntungkan?

Allah Selalu Menjaga
Betapapun hebat dan dahsyatnya makar tersebut dengan didukung oleh para kolaboratornya ?secara sadar atau sekadar dimanfaatkan, tidak akan dapat mempengaruhi apa pun selain dalam batas yang sudah Allah tentukan. Rasulullah saw. telah sukses menyampain Islam tanpa terpengaruh makar-makat itu. Dan kalaupun ada yang terluka atau bahkan menemui ajal saat memperjuangkan kebenaran, itulah ajal yang sudah pasti. Andai pun ia tidak melakukan perjuangan, kematian akan datang dengan cara lain pada saat yang sama persis.

Karenanya, sikap terbaik bagi kita saat menghadapi segala makar, kedengkian, dan penghadangan terhadap dakwah dan para penegaknya adalah seperti yang telah dilantunkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan seperti yang didendangkan dalam sebuah syair oleh Ali ibn Abi Thalib ?semoga Allah meridoinya, ?Dari dua kematian yang mana aku lari? Dari kematian yang sudah Allah tetapkankah ?sehingga tak ada gunanya lari. Ataukah dari kematian yang belum Allah tetapkan ?sehingga tak perlu lari?? Wallahu a?lam

0 komentar:

Posting Komentar

 
Photography Templates | Slideshow Software